Spotify menyebarkan semua layanan berlangganannya di Rusia setelah menginvasi negara di Ukraina. Diumumkan secara resmi, Spotify bergabung dengan puluhan perusahaan musik lain yang telah berhenti beroperasi di Rusia.
Dikutip dari Variety, (29/3/2022), platform audio streaming Selasa kecewa dengan kebijakan pemerintah Rusia yang membatasi pergerakan pemain di industri musik, yang disebut-sebut akan menimbulkan risiko lebih besar di masa depan.
Spotify terus percaya bahwa sangat penting untuk menjaga agar layanan kami tetap beroperasi di Rusia untuk memberikan wawasan dan berita serta informasi independen di wilayah tersebut. Sayangnya, undang-undang baru-baru ini membatasi akses ke informasi, menghilangkan kebebasan berbicara dan mengkriminalisasi jenis berita tertentu, membahayakan keselamatan karyawan Spotify dan bahkan mungkin milik kita. Setelah mempertimbangkan dengan serius pilihan kami dan situasi saat ini, kami telah membuat keputusan sulit untuk berkomitmen penuh pada layanan kami di Rusia.” Seorang perwakilan Spotify mengatakan 3.2.
Sebelumnya diketahui berkat kebijakan baru kepemimpinan Vladimir Putin, Spotify juga terpaksa menutup kantornya di Rusia tanpa batas waktu. Bahkan, “serangan tak beralasan Moskow di Ukraina” telah diusulkan sebagai alasan penutupan kantornya di Rusia.
Spotify juga menekankan prioritas utamanya, yang saat ini bekerja untuk mendukung kemanusiaan lokal di tanah Ukraina.
Raksasa streaming audio itu mengatakan akan menawarkan dukungan satu lawan satu kepada karyawan Spotify di wilayah tersebut, serta komunitas global karyawan Ukraina kami,” kata juru bicara Spotify.
Selain itu, Spotify juga mencocokkan sumbangan karyawan dua-untuk-satu untuk mendukung respons kemanusiaan lokal di Ukraina di tengah serangan Rusia.”
Kami sedang mengevaluasi langkah-langkah lain yang dapat kami ambil dan akan terus melakukan yang terbaik untuk staf dan pendengar kami, ”tambahnya.